Senin, 19 Mei 2008

Korbankan Hutan Untuk Pemilu

Terungkapnya kasus Al Amin Nur Nasution memberi sinyal eskalasi kerusakan
hutan menjelang pemilu 2009.

Dana yang dikeluarkan untuk mengikuti pemilu legislatif / eksekutif di Indonesia
sekurang-kurangnya mencapai Rp. 2 M untuk menjadi Caleg atau sekedar
mendapatkan nomor jadi, itu diluar biaya kampanye ( tentunya ). Bisa dihitung
berapa biaya untuk pencalonan seorang presiden mungkin bisa mencapai 2 kali
lipat atau lebih!? pada Pemilu 2004 isu seorang Capres mendapat dana segar
untuk pemilu dari Cukong pembalakan liar sempat mengemuka, walau akhirnya isu
tersebut sempat hilang. Namun, terungkapnya kasus Al Amin meyakinkan kita
bahwa peran politisi dibalik penghancuran hutan di Indonesia, dari mulai berperan
sebagai makelar alih fungsi hutan lindung hingga menjadi pemberi
izin pengusaha hutan.

Hancurnya hutan di indonesia tidak dapat diukur oleh ratusan nyawa anak bangsa
yang tewas akibat bencana mulai dari banjir, tanah longsor, dan lain-lain.
Sekarang ada 140 parpol yang mendaftar ke KPU alih-alih ingin merubah
bangsa kita menjadi lebih baik.

Apakah bangsa kita akan menjadi lebih baik?
serusak apakah nanti hutan kita?
bagaimana saudara-saudara sebangsa, apa yang harus kita lakukan?

Tidak ada komentar: